Selasa, 06 November 2012

Upaya Meningkatkan Kinerja Karyawan


Upaya pimpinan dalam meningkatkan kinerja karyawan ini tidak terlepas dari adanya komunikasi.Komunikasi merupakan faktor penting kehidupan suatu organisasi baik organisasi yang dilakukan oleh pimpinan terhadap karyawan maupun komunikasi yang dilakukan oleh karyawan itu sendiri.Peran pimpinan dalam mengerakkan sumber daya yang ada sangat menentukan terhadap sukses tidaknya organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan memilih teknik ini adalah memperoleh efek yang langsung atau tahan lama sesuai dengan yang diinginkan komunikator.Komunikasi persuasive disini lebih mengarah pada kegiatan psikologis, suatu teknik komunikasi yang memiliki aspek-aspek manusiawi.
Beberapa teknik dalam komunikasi persuasif yang dikemukakan oleh Effendy (1992: 22) yaitu: Pertama, Teknik Integrasi adalah kemampuan komunikator untuk menyatukan diri secara komunikatif dengan komunikan.
Kedua, Pay-Off Idea adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara mengiming- ngiming hal yang menguntungkan atau yang menjanjikan harapan. Ketiga, Iching Device yaitu menata pesan komunikasi dengan himbauan emosional sedemikian rupa sehingga komunikan menjadi lebih tertarik.
Adanya komunikasi persuasif yang diterapkan di lingkungan kerja adalah mempererat hubungan pimpinan dan karyawan yang secara tidak langsung akan mampu meningkatkan kinerja karyawan. karena didalam suatu perusahaan, komunikasi itu sangat penting. Seperti yang dijelaskan oleh Lindgren (dalam Effendy, 2001: 17) yang menyatakan bahwa Effective Leadership Means Effective Communication .Seorang pimpinan harus mampu melaksanakan komunikasi secara efektif jika ingin melaksanakan kepemimpinan yang efektif. Seorang pimpinan berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Suasana seperti itu diharapkan dapat meningkatkan kinerja yang tinggi…

Teori dan Konsep
Beberapa kerangka teori yang akan digunakan dalam menganalisis permasalahan utama
Strategi Komunikasi
Prof. Dr. Onong Uchjana Effendy menjelaskan bahwa : Strategi komunikasi adalah paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan komunikasi. Strategi komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai petunjuk arah komunikasi, tetapi juga menunjukkan bagaimana taktik operasional komunikasi.
Kutipan di atas menunjukkan bahwa strategi komunikasi merupakan bagian dari konsep manajemen komunikasi dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan.Strategi komunikasi juga menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif. Lebih lanjut, Onong Uchjana Effendy menjelaskan bahwa : Strategi komunikasi mempunyai fungsi untuk menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif, secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal dan menjembatani kesenjangan budaya akibat kemudahan diperolehnya dan dioperasionalkannya media masa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.


Beliau juga mengemukakan beberapa komponen-komponen dalam strategi komunikasi, antara lain:
1)      Mengenali sasaran komunikasi.
Sebelum melancarkan komunikasi perlu dipelajari siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi. Mengenali sasaran komunikasi bergantung pada tujuan komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu (metode persuasif atau instruktif).Onong Uchjana Effendy; Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek); PT Remaja Rosdakarya; Bandung; 1992; hal. 32.
2)      Pemilihan media komunikasi
Untuk mencapai sasaran komunikasi komunikator harus dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media komunikasi, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan digunakan. Pemilihan media komunikasi di sini yang digunakan dalam berkomunikasi berupa bahasa.
Pesan dalam bahasa yang disampaikan ini bisa berupa pesan verbal dan pesan non verbal.Pesan yang berbentuk verbal ini berupa pesan yang dapat diuraikan dalam bentuk kata–kata yang biasa diwujudkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sedangkan pesan yang berupa non verbal ini berbentuk gerak tubuh, ekspresi wajah ,tekanan suara, bau dan lainnya. Komunikasi non verbal juga efektif bila komunikasi verbal sulit diterapkan dalam proses pendidikan anak autisme.
3)      Pengkajian tujuan pesan komunikasi
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu.Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi.Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambang.Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambang yang digunakan bisa bermacam-macam.Lambang yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan isi pesan adalah bahasa, gambar, warna dan lain-lain.
          Komunikasi Persuasif
Ronald L. Applbaum dan Karl W.E Anatol (1974:12) dalam Komunikasi Persuasif mendefinisikan komunikasi persuasif sebagai berikut : Komunikasi yang kompleks ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesan (sengaja atau tidak sengaja) melalui caracara verbal dan non verbal untuk memperoleh respon tertentu dari individu atau kelompok lain.
Adapun Dedy Djamaluddin menjelaskan sebagai berikut :  ”Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bersifat mempengaruhi tindakan, perilaku, pikiran dan pendapat tanpa dengan cara paksaan, baik itu fisik maupun non-fisik”.
Kedua kutipan di atas dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa dalam berkomunikasi persuasif, argumen komunikator seyogyanya masuk akal atau logis, sehingga komunikan merasa yakin akan pesan persuasif yang disampaikannya dan akhirnya mau berperilaku sesuai kehendak komunikator. Karakteristik komunikator sangat penting untuk mencapai tujuan persuasifnya, sebab yang berpengaruh bukan hanya pesan persuasifnya saja, tetapi kondisi komunikator juga turut berpengaruh. Komunikator tidak akan dapat mempengaruhi atau bahkan merubah sikap, tindakan dan pendapat seseorang hanya dengan mengatakannya saja.

Karakteristik Komunikator Dalam Proses Persuasif
Efektifitas dan keberhasilan komunikasi persuasif tidak bisa lepas dari kredibilitas komunikator dan kepiawaiannya mengemas pesan-pesan yang meyakinkan audiens (komunikan) tentang kebenaran dan pentingnya pesan yang ia sampaikan. Memang, dalam sebuah proses komunikasi, pesan yang diterima audiens bukan hanya ditentukan oleh isi pesannya saja, melainkan oleh berbagai faktor, dan faktor tersebut yang terpenting adalah komunikator. Aristoteles mengatakan bahwa komunikator pada hakikatnya tidak hanya mengkomunikasikan sebuah pesan, tetapi dirinya sendiri adalah pesan itu sendiri. Sesungguhnya ada 3 komponen dalam karakteristik sumber atau komunikator, yaitu credibility, attractiveness dan power (kekuasaan), yang dapat dijelaskan sebagai berikut
1)      Credibility (kredibilitas)
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator, meliputi :
a.         Kredibilitas adalah persepsi komunikan.
b.        Kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator yang selanjutnya disebut dengan komponen-komponen kredibilitas. Komponen-komponen kredibilitas terdiri dari 2 hal yang paling penting, yaitu keahlian dan kepercayaan.Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikan tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan.Komunikator yang dinilai tinggi dianggap sebagai cerdas, mampu, ahli dan berpengalaman.Kepercayaan adalah kesan komunikan tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya, apakah komunikator dinilai jujur, tulus, bermoral, adil, etis atau bahkan sebaliknya.Karena kredibilitas itu masalah persepsi, jadi kredibilitas dapat berubah-ubah tergantung pada pelaku persepsi atau komunikan, topic yang dibahas dan situasi pada penyampaian pesan.Kredibilitas seorang komunikator dapat berubah bila terjadi perubahan khalayak, topik dan waktu. Koehler, Annatol, dan Applbaum (1978:144-147) menambahkan 4 komponen dalam kredibilitas yaitu:21
(1)          Dinamisme, komunikator memiliki dinamisme bila dipandang sebagai bergairah, bersemangat, aktif, tegas dan berani.
(2)          Sosialbilitas, kesan komunikan tentang komunikator sebagai orang yang periang dan senang bergaul.
(3)          Kooreientasi, merupakan kesan komunikan tentang komunikatorsebagai orang yang mewakili kelompok yang disenangi danmewakili nilai-nilai.
(4)          Karisma, digunakan untuk menunjukkan suatu sifat yang luar biasa dimiliki oleh komunikator yang menarik dan mengendalikan komunikan seperti magnet menarik benda-benda sekitarnya.
2)      Attractiveness (atraksi)
Atraksi ini lebih kepada bentuk fisik, daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan dan kemampuan. Atraksi fisik menyebabkan komunikator menarik dan karena ia menarik sehingga mempunyai daya persuasif. Daya tarik fisik ini dapat berupa paras wajah yang cantik atau tampan dan dalam berpakaian. Sedangkan yang dimaksud dengan kesamaan adalah kesamaan sikap dan kepercayaan. Seseorang akan mudah berempati dan merasakan perasaan orang lain yang dipandangnya sama dengan dirinya, yang dapat berupa kepercayaan, sikap, maksud dan nilai-nilai sehubungan dengan suatu persoalan.
3)      Power (kekuasaan)
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menimbulkan ketundukan.Kekuasaan menyebabkan seorang komunikator dapat memaksakan kehendaknya pada orang lain karena ia mempunyai sumber daya yang penting. Berdasarkan sumber daya yang dimiliki seorang komunikator, kekuasaan dapat dibedakan sebagai berikut :
a)         Kekuasaan koersif
Kemampuan komunikator untuk mendatangkan ganjaran atau hukuman pada komunikan.Ganjaran dan hukuman itu dapat berupa personal misalnya benci dan suka atau impersonal, misalnya pemecatan dan kenaikan pangkat.
b)        Kekuasaan keahlian
Kekuasaan ini berasal dari pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh komunikator.Misalnya seorang guru memberikan pekerjaan rumah kepada muridnya untuk lebih memahami mata pelajaran yang telah disampaikan di kelas.
c)         Kekuasaan rujukan
Di sini komunikan menjadikan komunikator sebagai kerangka rujukan untuk menilai dirinya, komunikator dikatakanmemiliki kekuasaan rujukan bila ia berhasil menanamkan kekaguman pada komunikan.
d)        Kekuasaan legal
Kekuasaan ini berasal dari seperangkat peraturan atau norma yang menyebabkan komunikator berwenang untuk melakukan suatu tindakan. Seperti Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota dan lain sebagainya.
Kekuasaan timbul dari interaksi antara komunikator dengan komunikan.Jenis apapun kekuasaan yang dipergunakan, kekuasaan adalah pengaruh yang paling lemah dibandingkan dengan kredibilitas dan atraksi, sehingga selayaknya kekuasaan digunakan setelah kredibilitas dan atraksi berhasil diterapkan pada komunikan.

Proses Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif terdiri dari beberapa proses sebagai berikut:
1)        Landasan sikap 
Menurut Martin Fisbein, sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi yang menyenangkan, tidak menyenangkan atau netral terhadap suatu obyek atau sekumpulan obyek. Komunikator harus menghubungkan pesannya dengan memotivasi faktor-faktor dalam pikiran komunikan.Jika komunikator menginginkan suatu sikap positif terhadap komunikan maka hubungkan dengan pemenuhan kebutuhan, tujuan dan ungkapan nilai-nilai yang mendasar. Terdapat empat macam argumen yang membentuk hubungan antara faktor motivasi dengan obyek persuasi, yaitu :
a)        Argumen kontigensi
Hubungan kontigensi adalah sebab-akibat atau juga disebut hubungan kemungkinan. Persuasi yang dilakukan dengan cara ini diambil dari pemikiran bahwa tanggapan yang benar terhadap obyek komunikasi akan menghasilkan pemuasan kebutuhan, pencapaian tujuan atau ungkapan nilai. Setiap komunikasi persuasif dalam menggunakan fakta-fakta untuk membangun mata rantai sebab-akibat antara komunikator dengan memotivasi komunikan maka komunikator tersebut menggunakan hubungan kontigensi.
b)        Argumentasi kategorisasi
Argumen kategorisasi adalah bagian dari seluruh argumentasi dengan cara mendahulukan alasan-alasan kemudian disusul dengan tujuan dari proses komunikasi tersebut. Sebagai contoh seorang pedagang memberikan alasan ”kalau ingin barang yang lebih bagus mutunya” dan dilanjutkan dengan ”harus memilih barang yang harganya lebih mahal”. Berarti pedagang tersebut menggunakan argumentasi kategorisasi.
c)      Argumentasi persamaan atau perbandingan
Argumentasi ini menghubungkan komunikan dengan obyek lain yang diketahui oleh komunikator sehingga komunikan akan memandang komunikator sebagai orang yang menyenangkan. Misalnya : seorang pedagang membandingkan merk produk yang laku keras di pasaran dengan merk produk yang akan dibeli oleh konsumen.

d)       Argumentasi koinsidental
Argumentasi koinsidental adalah argumen yang dipandang sebagai kebiasaan. Argumentasi ini tidak dapat dibentuk dengan pembuktian dan penataran, akan tetapi berkaitan dengan penyajian obyek persuasi atau komunikan dan pesanpesan motivasi didalam konteks yang sama.

Media Komunikasi Persuasif
Didalam komunikasi persuasif, juga dikenal adanya beberapa media, yaitu:
1.        Verbal Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara tertulis. Komunikasi verbal merupakan karakteristik khusus manusia, tidak ada makhluk lain yang dapat menyampaikan macam-macam arti melalui kata-kata. Kata-kata dapat juga dimanipulasi untuk menyampaikan secara eksplisit sejumlah arti.
2.        Non-verbal
Komunikasi non-verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata, komunikasi ini menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, intonasi nada (tinggirendahnya nada), kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan
sentuhan-sentuhan. Komunikasi non verbal ini paling banyak pengaruhnya dalam proses komunikasi persuasif, karena dalam prosesnya komunikan lebih banyak dan lebih mempercayai tandatanda non-verbal daripada verbal.  Menurut Mark L. Knapp, fungsi komunikasi non-verbal dalam hubungannya dengan komunikasi verbal, dibagi menjadi
lima, antara lain :
a.         Repetisi Mengulang kembali gagasan atau ide yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya : setelah menjelaskan penolakan makan biasanya disusul dengan menggelengkan kepala berkali-kali.
b.        Substitusi Menggantikan komunikasi verbal. Misalnya bila menunjukkan persetujuan, maka akan menganggukkan kepala.
c.         Kontradiksi Menolak pesan verbal atau memberikan makna lain terhadap komunikan. Misalnya memuji prestasi teman tetapi dengan mencibirkan bibir.
d.        Komplemen Melengkapi dan memperkaya pesan non-verbal. Misalnya bila terluka, maka mimik wajah akan memberikan makna sesakit apa luka itu diderita.
e.         Aksentuasi Menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, betapa jengkelnya komunikator terhadap komunikan sambil memukul meja.
f.         Bentuk Komunikasi Persuasif Bentuk komunikasi persuasif yang dilakukan oleh Da’i Abdul Haq S.Ag dalam penelitian ini adalah secara tatap muka atau bentuk komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi sebenarnya adalah bukan sekadar komunikasi yang terjalin antara dua orang tanpa perantara media (face to face). Burgoon dan Ruffner (1978) mengatakan bahwa komunikasi antar pribadi harus dibedakan dari berbicara di muka umum maupun komunikasi di dalam kelompok.
Komunikasi antar pribadi juga harus mampu mencerminkan bahwa manusia yang berkomunikasi mampu mengekspresikan kehangatan, keterbukaan, dukungan terhadap pihak yang sedang diajak berkomunikasi.
Sebagaimana penjelasan diatas, ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua individu merupakan komunikasi antar pribadi (Liliweri, 1991). Sifat-sifat komunikasi antar pribadi itu adalah :
1.    Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal.
2.    Melibatkan perilaku spontan, tepat, dan rasional.
3.    Komunikasi antar pribadi tidaklah statis, melainkan dinamis.
4.    Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi, dan koherensi (pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya).
5.    Komunikasi antar pribadi dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
6.    Komunikasi antar pribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan.
7.    Melibatkan di dalamnya bidang persuasif. (Lita (2004)
Terbentuknya Budaya Kerja
Budaya kerja terbentuk begitu satuan kerja atau organisasi itu berdiri.“being developed as they learn to cope with problems of external adaption and internalintegration” artinya pembentukan budaya kerja terjadi tatkala lingkungan kerja atau organisasi belajar menghadapi masalah, baik yang menyangkut perubahan-perubahan ekternal maupun internal yang menyangkut persatuan dan keutuhan organisasi (Sithi- Amnuai, Ndraha, 2003:76). Perlu waktu bertahun bahkan puluhan dan ratusan tahun untuk membentuk budaya kerja. Pembentukan budaya di awali oleh (para) pendiri (founders) atau pimpinan paling atas (top management) atau pejabat yang ditunjuk,  dimana besarrnya pengaruh yang dimilikinya akan menentukan suatu cara tersendiri apa yang dijalankan dalam satuan kerja atau organisasi yang dipimpinnya. Gambar berikut merupakan proses terbentuknya budaya kerja dalam satuan kerja atau organisasi.
Robbins (1996:301-302) menjelaskan bagaimana budaya kerja di bangun dan dipertahankan ditunjukkan dari filsafat pendiri atau pimpinannya.Selanjutnya budaya ini sangat dipengaruhi oleh kriteria yang digunakan dalam mempekerjakan pegawai. Tindakan pimpinan akan sangat berpengaruh terhadap perilaku yang dapat diterima, baik dan yang tidak. Bagaimana bentuk sosialisasi akan tergantung kesuksesan yang dicapai dalam menerapkan nilai-nilai dalam proses seleksi. Namun secara perlahan nilai-nilai tersebut dengan sendirinya akan terseleksi untuk melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang pada akhirnya akan muncul budaya kerja yang diinginkan. Meskipun perubahan budaya kerja memakan waktu lama dan mahal (Brown;1995, Furnham dan Gunter, 1993; Scheider, Gunarson dan Nilles-Jolly, 1994 dalam Ellyana (2008).
Sementara Collins dan Porras dalam Sinamo (2002:3-4) mengatakan bahwa Satuan kerja atau organisasi akan mampu mencapai sukses tertinggi jika ia memiliki;
1)      Sasaran-sasaran dan target-target yang agung;
2)      Keteguhan tetapi sekaligus fleksibel
3)      Budaya kerja yang dihayati secara fanatic
4)      Daya inovasi yang kreatif;
5)      Sistem pembangunan sumber daya manusia (SDM) dari dalam
6)      Orientasi mutu pada kesempurnaan, dan
7)      Kemampuan untuk terus menerus belajar dan berubah secara damai.
.       Penerapan Komunikasi Persuasif
Kegiatan komunikasi dalam hal ini adalah proses perpindahan informasi, bisa dikatakan telah ada sejak terbentuknya masyarakat dan telah menjadi bagian dari kehidupan keseharian manusia. menurut Suratman (1999) mengatakan bahwa 70% waktu bangun manusia digunakan untuk berkomunikasi.  Disatu sisi pada hakikatnya komunikasi adalah fitrah manusia, selam manusia masih mempunyai naluri ingin tahu dan ingin menyampaikan sesuatu kepada sesamanya, maka selama itu akan ada kegiatan komunikasi.
Komunikasi adalah suatu aspek kehidupan manusia yang paling mendasar, penting, dan kompleks. Kehidupan sehari-hari kita sangat dipengaruhi oleh komunikasi kita sendiri dengan orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang kita tidak tahu (we can not not communication).  Karena ke-kompleks-an komunikasi, maka Little John mengatakan, komunikasi adalah sesuatu yang sulit untuk didefinisikan. Sementara itu, menurut ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain, agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.
Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal adanya komunikasi persuasif, yaitu komunikasi yang bersifat mempengaruhi audience atau komunikannya, sehingga bertindak sesuai dengan apayang diharapkan oleh komunikator.  Demikian pula dalam kegiatan organisasi, komunikasi persuasif layak diperlukan untuk mengembangan kemampuan verbal dan pemahaman antara karyawan dan pimpinannya.
Komunikasi persuasif akan terasa menjadi efektif jika terjadi komunikasi dua arah baik itu antara karyawan dan pimpinan atau antara karyawan dengan karyawan, komunikasi umpan balik atau dua arah memungkinkan proses komunikasi berjalan dengan lebih efektif dan dapat menciptakan lingkungan yang komunikatif dalam organisasi, dalam hal ini pimpinan haruslah aktif. Semakin kompleksnya kehidupan manusia, membuat peranan komunikasi semakin tidak terelakan, untuk kepentingan berinteraksi, memecahkan masalah, ataupun untuk menjalin hubungan yang baik dengan sesama baik itu masyarakat maupun rekan ditempat kerja.  Demikian pula bila dilihat dari sudut pandang organisasi atau perusahaan sebagai suatu kesatuan sosial yang terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, komunikasi memiliki peran penting untuk menjalin hubungan atau relation kerja antara pimpinan dan karyawan.
Pola kedekatan dengan lebih respect dan memberikan perhatian pada saat karyawan sedang bekerja dirasa sangat memberikan dorongan, motifasi dan semangat dalam menjalankan semua aktifitas para karyawan.
Gambaran Diskripsi Hubungan Komunikasi Persuasif dengan Budaya Kerja
Dalam proses komunikasi, ada lima elemen dasar yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dengan istilah “Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect”. Kelima elemen dasar tersebut adalah Who(sumber atau komunikator), Says What (pesan), in Which Channel (Saluran), to Whom (Penerima), with What Effect (Efek atau dampak). Lima elemen dasar dari komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell di atas akan bisa membantu para komunikator dalam menjalankan tugas mulianya.
Berhasil tidaknya suatu komunikasi tergantung dari kelima elemen dasar tersebut. Bagaimana komunikator bisa mempengaruhi komunikannya, sehingga bisa bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator, bahkan bisa merubah sikap dan perilaku dari komunikan tersebut. Namun, komunikator, pesan, saluran yang bagaimana yang akan bisa merubah sikap dan perilaku komunikan, serta perubahan yang bagaimana yang diharapkan harus menjadi perhatian sangat besar bagi kita semua.
Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal adanya komunikasi persuasif, yaitu komunikasi yang bersifat mempengaruhi audience atau komunikannya, sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Menurut K. Andeerson, komunikasi persuasive didefinisikan sebagai perilaku komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu atau kelompok lain melalui transmisi beberapa pesan. Sedangkan menurut R. Bostrom bahwa komunikasi persuasif adalah perilaku komunikasi yang bertujuan mengubah, memodifikasi atau membentuk respon (sikap atau perilaku) dari penerima.
Komunikasi persuasif ini dapat dipergunakan dalam kegiatan usaha, khususnya usaha yang menekankan kepada kegiatan jasa. Yang dikehendaki dalam komunikasi persuasif adalah perubahan perilaku, keyakinan, dan sikap yang lebih mantap seolah-olah perubahan tersebut bukan atas kehendak komunikator akan tetapi justru atas kehendak komunikan sendiri. Persuasi yaitu menggunakan informasi tentang situasi psikologis dan sosiologis serta kebudayaan dari komunikan, untuk mempengaruhinya, dan mencapai perwujudan dari apa yang diinginkan oleh message Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi kita menjadi persuasif atau bisa mempengaruhi orang lain.
Budaya kerja adalah cara kerja sehari-hari yang bermutu dan selalu mendasari nilai-niali penuh makna, sehingga menjadi motivasi, memberi inspiras, untuk senantiasa bekerja lebih baik dan memuaskan, dengan demikian setiap fungsi atau proses kerja mempunyai perbedaan dalam cara bekerjanya yang mengakibatkan perbedaan nilai-nilai dalam kerangka kerja organisasi.  Hal tersebut seperti niali-nilai apa saja yang patut dimiliki, dan bagaimana perilaku setiap orang akan dapat mempengaruhi kerja mereka, kemudian falsafah yang dianutnya. 
Komunikasi persuasif dikatakan gagal, ketika mengikuti sosialisasi pada seminar di suatu perguruan tinggi yang dimana audiencenya adalah mahasiswa dan masyarakat umum yang mempunyai pendidikan dan pengalaman yang jauh lebih tinggi dari komunikator. Seandainya pada saat itu para komunikator yang hadir kurang menguasai program yang dibawa, tentunya masyarakat tidak akan puas, bahkan mungkin tidak akan berpengaruh pada perubahan sikap yang diharapkan. Ketidak-kredibelan komunikator juga sering disampaikan oleh masyarakat sendiri, dengan cara membandingkan antara fasilitator yang satu dengan fasilitator lainnya. Kemudian trustworthiness (dapat dipercaya) juga sangat penting bagi komunikator supaya komunikasi yang dilakukannya menjadi persuasif. Ketika seorang komunikator yang sudah tidak dipercaya oleh komunikan, apapun yang disampaikannya tidak akan didengar oleh komunikannya.
Komunikasi persuasive mengharuskan Anda untuk menjadi bermanfaat
Saran Seorang pemimpin yang mati pada saat kedatangan kecuali anggota kelompok bersedia untuk bertindak atas saran tersebut. Jadi apa yang akan orang-orang yang bergerak? Nah, apa yang akan membuat Anda bergerak? Orang cenderung untuk mendapatkan kapal dengan inisiatif   ketika ada sesuatu di dalamnya bagi mereka. Sebuah Direktur TI menjual manajemen puncak tentang manfaat bersepeda masuk dan keluar computer mungkin mengatakan "Jika kita bias menggabungkan fungsi yang secara berkala siklus system computer kita secara drastic dapat meningkatkan efisiensi organisasi dan meningkatkan bottom line".
Dalam banyak kasus, anggota kelompok meyakinkan bias dilakukan jauh lebih efektif jika consensus dibangun dari waktu kewaktu. Daripa damen coba untuk meyakinkan semua orang sekaligus, meyakinkan hanya beberapa orang pada satuwaktu.
Sekalilagi, komunikasi persuasive mengharuskan Anda menempatkan  diri Anda pada posisi audiens Anda.
Para pemimpin besar yang persuasif
Pemimpin harus selalu berkomunikasi dengan cara yang menggambarkan mereka sebagai yang menjadi mengartikulasikan dan percaya diri. Frase seperti "ummmm" dan "Anda tahu apa yang saya sayin" memberikan kesan rendah diri dan kepercayaan diri. Sebaliknya, gunakan kuat, kata-kata berwarna-warni yang membantu membawa kejelasan untuk apa yang Anda katakan.
Salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan berbahasa adalah untuk mereka sendiri berbicara. Kebanyakan smartphone memiliki kemampuan untuk mereka percakapan. Jika penelepon Anda menyetujui, mereka percakapan Anda dan memutarulang percakapan kembali di lain waktu.Perhatikan speaker yang menginspirasi Anda dan membandingkan gaya bahasa Anda.
Komunikasi persuasive membutuhkan kredibilitas, Komunikasi persuasive dimulai dengan kredibilitas .
Para peneliti telah lama diakui kredibilitas untuk menjadi elemen penting, penting dalam proses persuasif. Jika seseorang memiliki reputasi untuk menjadi sangat kredibel, upaya mereka menjadi persuasive jauh lebih mungkin berhasil. Banyak ahli setuju bahwa kredibilitas secara langsung berkaitan dengan keahlian dan kepercayaan.
Ingat, persepsi adalah realitas, terus bekerja dan mengembangkan kredibilitas Anda.

Para pemimpin yang efektif tahu bahwa komunikasi harus dipersonalisasi untuk menjadi efektif. Setiap situasi yang dihadapi di tempat kerja perlu ditangani pada tingkat yang nyaman bagi semua orang yang terlibat. Pemimpin harus mengkomunikasikan pesan dan mendapatkan umpan balik dengan keyakinan dan perawatan. Dengan demikian, agar efektif dalam menyampaikan pesan mereka, para pemimpin harus memperhatikan perbedaan individu dan situasi yang menyediakan mereka dengan konteks yang spesifik untuk berkomunikasi masuk
Pemimpin harus mengandalkan komunikasi untuk menyelesaikan masalah yang berdampak negatif terhadap lingkungan kerja dan citra kepemimpinan mereka. Dengan menggunakan persuasi, konsultasi dan pemberdayaan, manajer efektif dapat memimpin orang-orang dan positif mempengaruhi lingkungan kerja. Agar berhasil menyajikan pikiran dan ide-ide kepada bawahan, penting bagi para pemimpin untuk sepenuhnya memanfaatkan ketiga gaya komunikasi dasar.
Bagaimana dan kapan pemimpin menerapkan gaya tergantung pada situasi tertentu dan motivasi untuk menggunakan mereka. Ketiga gaya dibahas di bawah ini secara lebih rinci.
Persuasif Komunikasi
Komunikasi persuasif adalah landasan motivasi dan penyelesaian tugas. Pemimpin yang menggunakan gaya ini berpengaruh dalam mendorong perubahan positif di tempat kerja. Bagian dari persuasi melibatkan penggunaan memanfaatkan komentar motivasi seperti, "Ini bagus Mari kita lakukan!." Komunikasi persuasif yang paling efektif dalam situasi berikut:
  • Pemimpin sering melihat ke mendapatkan komitmen atau kesepakatan dari karyawan mereka. Gaya ini bekerja efektif untuk memperkenalkan ide-ide baru, mengubah kinerja, menyimpang dari kursus efektif tindakan, atau beradaptasi dengan berbagai perubahan di tempat kerja. Komunikasi persuasif berfokus pada mempengaruhi orang lain dengan cara yang positif dan menyenangkan.
  • Pemimpin mungkin perlu untuk menyelesaikan tugas atau tugas dalam kerangka waktu tertentu atau dengan hasil tertentu. Komunikasi persuasif membantu menentukan pentingnya suatu tugas yang diberikan atau situasi. Efektivitas seorang pemimpin di mencapai kerjasama pekerja tergantung pada kegembiraan dijiwai dalam pesan dan pengirimannya.
  • Ketika pemimpin ingin mendorong tingkat yang lebih tinggi kepercayaan dari karyawan mereka, mereka memberikan serangkaian pesan persuasif dan tindakan yang memperkuat kepercayaan diri karyawan, kemampuan dan keterlibatan.
Konsultatif Komunikasi
Komunikasi konsultatif efektif untuk membangun dan memelihara keterlibatan. Ini mengukuhkan loyalitas karyawan dalam pemimpin. Gaya ini menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti, "Apa yang Anda pikir perlu dilakukan di sini?" Seperti pertanyaan menggali isu-isu tersembunyi dan agenda pribadi. Gaya ini membantu menentukan arah untuk mengambil terkait dengan kondisi berikut:
  • Kadang-kadang ada kebutuhan untuk mengalihkan karyawan yang berpikir jauh dari ide tertentu. Komunikasi konsultasi juga dapat membantu mengarahkan karyawan yang melakukan sesuatu yang tidak produktif.
  • Karyawan perlu tahu bahwa mereka memainkan peran kunci dalam menentukan arah, tindakan, atau hasil. Komunikasi konsultatif terutama digunakan untuk membangun kepercayaan. Hal ini juga efektif bila menetapkan tujuan, sasaran, standar kinerja atau harapan tertentu.
  • Pemimpin sering ingin meningkatkan partisipasi karyawan mereka '. Gaya ini efektif untuk mengamankan keterlibatan dalam tugas atau tugas yang mungkin menakutkan karena baik perubahan atau ketidakpastian karyawan tentang kemampuan atau keterampilan yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan tugas.

Memberdayakan Komunikasi
Gaya memberdayakan efektif bila pemimpin ingin karyawan untuk menerima tanggung jawab. Pemimpin memanfaatkan gaya ini cenderung menggunakan frase seperti, "lakukan sesuai keinginan Anda" dan "membuat keputusan Anda berpikir perlu dibuat" bersama dengan kata-kata seperti, "efektif" dan "efisien." Gaya ini paling baik digunakan dalam situasi berikut:
  • Pemimpin membutuhkan usaha koperasi. Ketika situasi mengharuskan kerja karyawan dengan arah sedikit untuk menyelesaikan tugas, gaya ini dapat digunakan untuk semen kepercayaan diri mereka dan membantu mereka mencapai motivasi diri. Pada saat yang sama membantu menyamakan beban kerja karyawan dan menanamkan keinginan pada orang untuk mencapai atau melampaui harapan.
  • Pemimpin mungkin perlu untuk mendelegasikan. Dalam situasi ini, gaya memberdayakan sangat efektif bila dikombinasikan dengan gaya konsultatif. Digunakan bersama-sama, para pemimpin tidak menunda tanggung jawab, tetapi memperoleh komitmen untuk tujuan dan tugas-tugas dengan mengembangkan rasa hormat dan keharmonisan antara mereka dan bawahan mereka.
  • Pemimpin menuntut hasil yang lebih baik dan standar dari karyawan. Gaya diberdayakan bekerja untuk memotivasi, memperkuat upaya dan kalikan hasilnya. Hal ini sangat efektif dalam mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat sementara memotivasi orang untuk tampil di tingkat yang lebih tinggi.
Pemimpin menuntut hasil yang lebih baik dan standar dari karyawan. Gaya diberdayakan bekerja untuk memotivasi, memperkuat upaya dan kalikan hasilnya. Hal ini sangat efektif dalam mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat sementara memotivasi orang untuk tampil di tingkat yang lebih tinggi.
Empat langkah dalam komunikasi persuasif di tempat kerja
Kebanyakan orang bisnis melihat persuasi sebagai proses sederhana. Mereka pikir itu terdiri dari:
  • pernyataan yang kuat dari posisi Anda
  • garis besar argumen pendukung, diikuti oleh penjelasan, sangat tegas berbasis data
  • masuk ke dalam diskusi dengan orang lain dan memperoleh kesepakatan mereka siap
Dengan kata lain, Anda menggunakan logika, ketekunan dan antusiasme personal untuk mendapatkan orang lain untuk membeli ide yang baik. Salah. Salah. Salah! Ini tidak bekerja.
Persuasi tempat kerja yang efektif dipelajari ketat oleh Profesor Jay Conger, Profesor Perilaku Organisasi di University of Southern California. Selama periode 12-tahun ia terakhir karakteristik pemimpin bisnis yang sukses dan agen perubahan, dan mempelajari literatur akademis tentang persuasi dan retorika.
Bunga Conger berfokus pada persuasi sebagai suatu proses dan bukan sebagai peristiwa tunggal, yaitu satu presentasi. Dia membentuk kesimpulan yang pasti tentang kualitas yang diperlukan persuasi yang efektif:
"Persuasi yang efektif menjadi sebuah proses negosiasi dan pembelajaran melalui mana pembujuk mengarah rekan untuk solusi masalah ini bersama." Ini adalah proses yang sulit dan memakan waktu.
Penelitian Conger mengindikasikan bahwa persuasi yang efektif terdiri dari empat langkah yang berbeda dan perlu:
  1. Membangun kredibilitas Anda
Di tempat kerja, kredibilitas berasal dari keahlian dan hubungan. Orang-orang yang dianggap memiliki tingkat keahlian yang tinggi jika mereka memiliki riwayat penghakiman suara atau telah membuktikan dirinya berpengetahuan dan baik informasi tentang proposal mereka. Mereka telah menunjukkan dari waktu ke waktu bahwa mereka dapat dipercaya untuk mendengarkan dan bekerja demi kepentingan terbaik dari orang lain.
  1. Membingkai tujuan Anda dengan cara yang mengidentifikasi kesamaan dengan yang Anda berniat untuk membujuk.
Ini adalah proses mengidentifikasi manfaat bersama yang sangat penting untuk mengidentifikasi manfaat nyata tujuan Anda kepada orang-orang Anda mencoba untuk membujuk. Jika tidak ada keuntungan bersama yang mudah terlihat, lebih baik untuk menyesuaikan posisi Anda sampai Anda menemukan keuntungan bersama.

Para pembujuk terbaik erat mempelajari isu-isu yang penting bagi rekan-rekan mereka. Mereka menggunakan percakapan, pertemuan, dan bentuk-bentuk lain dari dialog untuk mengumpulkan informasi penting. Mereka pandai mendengarkan. Mereka menguji ide-ide mereka dengan kontak terpercaya dan mempertanyakan orang-orang yang nantinya akan membujuk. Seringkali proses ini menyebabkan mereka untuk mengubah atau kompromi rencana mereka sendiri bahkan sebelum mereka mulai membujuk. Ini adalah melalui pendekatan ini, bijaksana ingin tahu mereka mengembangkan frame yang menarik bagi para pembaca.
  1. Memperkuat posisi Anda menggunakan bahasa yang jelas dan bukti kuat.
    Data suplemen Persuasif orang dengan contoh-contoh, cerita, metafora dan analogi untuk membuat posisi mereka menjadi hidup. Kata gambar Vivid meminjamkan kualitas yang menarik dan nyata ke titik pembujuk pandang.
  2. Terhubung secara emosional dengan audiens Anda.
Meskipun kita suka berpikir para pengambil keputusan menggunakan alasan untuk membuat keputusan mereka, kita akan selalu menemukan emosi bermain jika kita menggaruk di bawah permukaan. Pembujuk yang baik menyadari keutamaan emosi dan responsif terhadap mereka dalam dua cara penting. Pertama, mereka menunjukkan komitmen emosional mereka sendiri ke posisi mereka menganjurkan (tanpa berlebihan, yang akan menjadi kontra-produktif). Kedua, mereka memiliki rasa yang kuat dan akurat dari keadaan emosi penonton mereka, dan mereka menyesuaikan nada mereka dan intensitas argumen mereka sesuai.


Hindari empat kesalahan besar persuasi
Dari penelitian melelahkan itu, Conger menyimpulkan bahwa empat besar kesalahan dalam proyek persuasi utama adalah:
  1. Mencoba untuk membuat kasus Anda dengan menjual muka keras. Menetapkan posisi yang kuat di awal benar-benar memberikan lawan potensial sesuatu untuk meraih ke dan melawan. Ini jauh lebih baik untuk tidak memberikan lawan target yang jelas di awal.
  2. Menolak kompromi , Terlalu banyak orang melihat kompromi sebagai menyerah, namun kompromi penting untuk persuasi konstruktif. Sebelum orang membeli ke sebuah proposal yang mereka ingin melihat bahwa pembujuk cukup fleksibel untuk menanggapi keprihatinan mereka. Kompromi sering dapat menyebabkan lebih baik, lebih berkelanjutan, solusi bersama.
  3. Berpikir rahasia persuasi terletak dalam menyajikan argumen yang besar.
    Besar argumen materi, tetapi mereka hanya satu komponen. Faktor-faktor lain peduli sama banyak, seperti kredibilitas pembujuk dan kemampuan mereka untuk menciptakan posisi yang saling menguntungkan untuk diri mereka sendiri dan audiens mereka (menang: menang), untuk menghubungkan pada tingkat emosional yang tepat dan berkomunikasi melalui bahasa hidup yang membuat argumen menjadi hidup .
  4. Dengan asumsi persuasi adalah upaya satu kali. Persuasi adalah sebuah proses, bukan peristiwa. Solusi Bersama jarang dicapai pada percobaan pertama.